Berita Terbaru, Promosi

Apresiasi Sastra Novel Rintihan Kalbu Karya Mandiri Guru SMA Negeri 1 Balikpapan

Menurut Effendi dalam Nanda (2020), apresiasi adalah aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.Apresiasi juga dapat dipahami sebagai bentuk kekaguman atau kekaguman yang terpancar dari  pengguna atau penikmat suatu karya seni atau  sastra tertentu. Apresiasi sastra adalah sebuah bentuk penghargaan pada sebuah karya sastra yang telah lahir dan memberi sebuah dampak yang berpengaruh terhadap perkembangan sastra yang ada. Apresiasi lahir melalui sebuah wujud ekspresif terhadap pembacaan ulang karya sastra seperti, pembacaan puisi, deklamasi, musikalisasi, maupun pementasan sebuah drama dalam produksi teater.

Apresiasi tidak hanya sekedar membacakan ulang sebuah karya sastra tapi juga kembali mengingatkan kepada para pembaca tentang semangat juang para penulis sastra yang dilahirkan melalui karya-karya mereka yang tentunya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan karya sastra yang sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Bedah buku sekaligus apresiasi sastra ini dilaksanakan merupakan kolaborasi Perpustakaan Astana Cendekia SMA Negeri 1 Balikpapan dengan Guru Bahasa Indonesia sekaligus penulis sastra “Novel Rintihan Kalbu” yaitu Bu Hidjrahwati, S.Pd. Keseluruhan acara dibuat untuk membahas, mengulik, menguliti karya sastra “Novel Rintihan Kalbu’ karya Bu Hidjrahwati, S.Pd. Kegiatan apresiasi novel ini sangat berhubungan dengan materi terakhir semester 1 kelas XII SMA Negeri 1 Balikpapan yaitu ‘Menikmati Novel’. Sehingga selain untuk memberikan apresiasi terhadap karya Bu Hidjrahwati, S.Pd. untuk novel beliau yang berjudul “Novel Rintihan Kalbu”, kegiatan ini juga menjadi ajang penilaian terakhir untuk bab materi ‘Menikmati Novel’. Karena itu peserta yang mengikuti kegiatan apresiasi ini adalah peserta didik sebanyak 164 peserta didik yang terdiri dari 5 (lima) kelas yaitu kelas XII IPA 5, XII IPA 6, XII IPA 7, XII IPA 8, XII IPA 9 yang diajar oleh Bu Hidjrahwati, S.Pd. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan beberapa peserta didik yang dipilih langsung oleh Bu Hidjrahwati, S.Pd. sebagai panitia acara ini.

Kegiatan berlangsung lancar dan menyenangkan, karena peserta didik bisa observasi dan bertanya langsung dengan penulis dalam sebuah forum diskusi yang disusun oleh panitia dari peserta didik itu sendiri. Pengalaman berharga dengan berbincang langsung dengan penulis menambah kepercayaan diri peserta didik dan dengan sudut pandang yang berbeda bisa menggali kemampuan berfikir kritis peserta didik.  

Ada 1 (satu) pertanyaan menarik dari peserta didik yang akan diulas di sini,  salah satunya pertanyaan oleh Zaujane Kantadara Subekti (XII IPA 5). Pertanyaannya adalah Sebenarnya siapakah tokoh antagonis dari Novel Rintihan Kalbu? Penulis menjawab, kalau dilihat dari sisi perwatakan, tokoh protagonis adalah Aku dan tokoh antagonis adalah Mella. Karakter Aku diceritakan menjadi korban dengan berbagai alasan. Tetapi kalau berusaha melihat dari sisi lain, Mella sebenarnya tidak mengetahui hubungan Aku dan Rayya. Jadi siapa tokoh antagonisnya? Apakah ada tanggapan dari peserta yang lain? Penulis melempar pertanyaan kepada peserta. Ada beberapa tanggapan dari peserta, tanggapannya sangat berbeda-beda. Menurut Mella (XII IPA 6), ia memandang yang merupakan tokoh antagonis di sini adalah tokoh Aku. Karena walaupun Aku dan Rayya memiliki hubungan di masa lalu, tetapi hubungan mereka selanjutnya sudah kandas. Rayya, mantannya sudah menikah dengan adiknya, Mella. Jadi di sini kesannya karakter Aku seperti ikut campur dengan hubungan rumah tangga adiknya. Karakter Aku seakan-akan menjadi sumber masalah dalam hubungan rumah tangga Rayya dan Aku“. Berbeda lagi dengan Zaujane (XII IPA 5), “Malah menurut saya, tokoh antagonisnya adalah Rayya”. Berbicara mengenai karakter antagonis, dia merupakan karakter utama juga. Karakter antagonis adalah karakter yang tidak disukai pembaca. Dan protagonis adalah karakter yang disukai oleh pembaca. Jadi, jika dilihat dari sudut pandang penulis tokoh antagonisnya dilihat dari watak. Mella itu punya sifat manja, keras kepala, egois, tidak penyayang. Karakter Aku memang karakter yang dilematis, dia sabar, penyayang, perhatian, alim. Sedangkan menurut Arya (XII IPA 7), pada akhirnya tokoh antagonis diserahkan lagi kepada pembaca. Penulis memberi tanggapan bahwa, Ibu (penulis) senang jika pembaca bisa mempunyai sudut pandang yang lain karena berarti Ibu (penulis) berhasil membawa  pembaca ke dalam cerita (baper).

Melalui kegiatan bedah buku “Novel Rintihan Kalbu” yang telah dilaksanakan, sudah berhasil menghadirkan sebuah forum diskusi yang memberikan wawasan mendalam terhadap isi, makna, dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra ini. Dibimbing oleh Bu Hidjrahwati, S.Pd., peserta didik tidak hanya menjelajahi kisah yang disampaikan oleh novel ini, tetapi juga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan, nilai moral, serta perjuangan karakter-karakter yang digambarkan dalam cerita. Diskusi yang dilakukan membuka ruang bagi peserta didik untuk merenungkan kompleksitas pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Berbagai interpretasi serta sudut pandang yang beragam turut memperkaya pemahaman peserta didik akan karya sastra ini. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong peserta didik untuk lebih menghargai dan mendukung karya sastra Indonesia yang memperkaya khazanah budaya dan nilai-nilai kearifan Indonesia.

Dalam proses bedah buku ini, peserta didik mendapati bahwa setiap halaman dari “Novel Rintihan Kalbu” menyimpan makna mendalam yang dapat menginspirasi, memotivasi, dan menyentuh kalbu pembacanya. Harapannya, semangat peserta didik untuk terus mengapresiasi karya sastra Indonesia dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mengeksplorasi kekayaan sastra Indonesia.  Semoga kegiatan ini selalu menjadi kegiatan rutin yang memberikan banyak manfaat dalam peningkatan literasi peserta didik yang lebih bermakna sekaligus mendukung pembelajaran yang lebih efektif.

Salam Literasi

Referensi:

Nanda. 2020. Apresiasi Sastra. Diakses pada 26 November 2023 dari APRESIASI SASTRA – ESA113 – BAHASA INDONESIA (esaunggul.ac.id)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.